I’m officially having a child-phobic syndrome…
Saya setuju 100% dengan orang yang bilang ga gampang ngomong ama anak kecil, terutama balita. Sungguh beruntung dan sangat diberkati mereka yang memiliki kemampuan untuk bisa akrab dengan makhluk-makhluk itu. Hehehehe. Overrated, of course, but that’s exactly how I feel =P
Sebut saja namanya Gani =P, anak usia 3 tahun, putra dari Teh Iim, rekan kerja saya di kantor. Sudah menjadi kebiasaan ibunya untuk selalu menelepon Gani dari kantor minimal 3 kali sehari (Yes, I counted it. Especially because her desk is right in front of mine =P ). Seringkali dalam teleponnya, saya akan dengan canggungnya dipaksa untuk ikut dalam percakapan ibu-anak ini *sigh. Saya katakan seringkali karena akhirnya (dan sialnya =P), Gani punya panggilan sendiri untuk saya. “Om Ajaaaarrrrrr..” (Ya, memang diucapkan dengan nada panjang dan suara diberat-beratin yang saat ini sudah menjurus cempreng =P ).
Berikut adalah percakapan standar yang akan terjadi bila saya terjebak oleh paksaan ibunya untuk berkomunikasi dengan makhluk itu (“makhluk itu” clearly referred to Gani…Hehehehe…Ga penting..) di telepon.
Me : Halo Gani….Ini Om Ajaarrr….Gani lagi apah?
Gani : Om Ajaaaarrrrr….Lagi ngegambar..
(bisa diganti dengan maen, nonton, ataupun kegiatan produktif di tingkat balita lainnya, but u’ll still get the idea….Hehehe…)
Me : Gambar apah? *sigh
Gani : Gambar obot
Me : Robot apah? *more sigh
Gani : Tlamen
(dan tentu saja tanpa bantuan terjemahan ibunya, saya jelas tahu bahwa itu maksudnya Ultraman..Kadang-kadang dia akan bilang Emen dan Uto, yang jelas akan langsung saya ketahui sebagai Spiderman dan Naruto…Hahahahaha…)
Me : Ultraman apah? *teuteup kaaaannnn =P
Gani : Tlamen Osmos… (Maksudnya Cosmos kali yaa? Hehe..)
Me : Cos….Aaaaaarrrrrrggggghhhhhh…..
(Dan saat itulah saya akan memaksa ibunya untuk menerima kembali handphone miliknya, sambil bersiap mendengarkan komentar-komentar menyebalkan tentang betapa saya ga cocok banget ngobrol ama anak kecil, bukan hanya dari Ibunya Gani tapi juga dari teman-teman kerja saya *Huhhh…emangnya gampang apaa..Hehehehe…
Dan akhirnya puncaknya (Well, puncak optimal lokal kali yaa….cause I feel the worst still hasn’t come yet =P ) terjadi sekitar hari Senin pagi kemarin. Seperti biasa, Teh Iim menelepon anaknya-siapa-tuh-namanya-oh-iya-Gani =P sekedar buat nanya kabarnya pagi ini (Padahal kan baru pamitan dari rumah sekitar dua jam yang lalu yaa?? Well, I guess that’s just motherly love..Hehehehe…) .
Entah kenapa, tiba-tiba hari itu Gani menanyakan semua teman kerja Ibunya…Om Ndutttt, Tante Ariii, Tante Tamiiii, dan tentu saja Om Ajaaaaarrrrrr…..Dan akhirnya Ibunya mulai memaksa saya untuk kembali ngobrol dengan Gani di telepon *sigh. Terjadilah kembali percakapan standar saya dengan Gani (untuk detilnya, bisa dilihat di contoh percakapan standar di atas =P ).
Ari, teman kerja saya, kemudian menyemangati saya “Tanyain soal Ira…Tanyain soal Ira…Dia kan lagi main ama Ira….” (FYI, Ira adalah anak tetangga yang juga teman main sehari-hari Gani..). Akhirnya, karena merasa mendapat bahan obrolan baru yang jelas bebeda dengan bahan obrolan saya sehari-hari dengan Gani (clearly…Hehehehe..), saya langsung memberondong Gani dengan pertanyaan-pertanyaan khas wartawan infotainment seputar hubungannya dengan Ira…
Me : Gani…Lagi maen ama Ira ya??
Ga ada suara....
Me : Oh, lagi ngegambarnya bareng Ira ya? Ira ngegambar apa?
Tetep ga ada jawaban...
Me : (Teuteup PeDe) Biasanya maen apa aja ama Ira? Hayooo…Iranya jangan dinakalin….dst…dst….
Hening sesaat, kemudian terdengar jawaban enteng...
Gani : Iranya udah pulang….
Aaaaarrrrrggggggghhhhhhhhhhhh……………………..